JENIS SISTEM AIR PENDINGIN
Berdasarkan siklusnya, terdapat 2 macam sistem air pendingin utama yang lazim diterapkan di PLTU yaitu :
- sistem siklus terbuka (once through)
- sistem siklus tertutup (recirculation – cooling tower).
Pada umumnya sistem air pendingin utama terdiri dari komponen :
- Intake (untuk sistem air pendingin siklus terbuka)
- Saringan (screen)
- Pompa (cooling water pump – CWP)
- Katup dan Pemipaan (piping)
- Menara pendingin (cooling tower)
Untuk sistem air pendingin siklus
terbuka tidak dilengkapi dengan menara pendingin (cooling tower),
sebaliknya pada sistem siklus tertutup (resirkulsi) tidak dibutuhkan
intake yang dipasangi saringan-saringan, cukup dengan satu saringan
sederhana.
Gb 1. Sistem air pendingin terbuka dan tertutup
Sistem Air Pendingin Terbuka
Dalam
sistem siklus terbuka, air pendingin dipasok secara kontinyu dari
sumber tak terbatas seperti sungai, danau atau laut yang dipompakan ke
kondensor untuk akhirnya dibuang kembali keasalnya. Dengan menggunakan
pompa, air dari sumber dipompa dan dialirkan ke kondensor dan heat
exchanger kemudian dibuang ke saluran pembuangan.
Letak saluran masuk dan saluran
pembuangan air pendingin harus dibuat terpisah sejauh mungkin. Pemisahan
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resirkulasi air dari sisi
pembuangan mengalir ke sisi masuk. Resirkulasi akan menyebabkan
penurunan efisiensi kondensor karena temperatur air menjadi tinggi.
Keuntungan sistem air pendingin siklus terbuka dibanding siklus tertutup antara lain adalah :
- Biaya modal dan biaya operasinya lebih rendah.
- Peralatan yang digunakan lebih sedikit
- Kinerja kondensor lebih baik karena temperatur air pendingin masuk lebih rendah
Sedangkan kerugiannya adalah :
- Kualitas air tidak dapat dikontrol
- Memerlukan ijin dari instansi lingkungan, karena menimbulkan pencemaran lingkungan
- Sumber air harus tersedia dalam jumlah yang besar dan kontinyu.
Sistem siklus terbuka digunakan pada
unit-unit pembangkit yang sumber airnya tak terbatas, seperti air laut
atau danau. Temperatur air ke sisi pembuangan harus dijaga pada batas
yang memenuhi syarat, karena air yang panas cenderung menimbulkan bau
dan dapat mematikan ikan. Gambar 2 menunjukkan diagram sistem air
pendingin siklus terbuka untuk lokasi unit pembangkit ditepi laut.
Gb 2. Sistem Air Pendingin Utama Siklus Terbuka
Pada sistem ini dibuat pembatas level
minimum berupa gundukan atau bak pada sisi air keluar kondensor. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh efek syphonic walaupun level air bervariasi.
Efek syphonic memberikan keuntungan, karena dengan bantuan efek
syphonic tenaga pemompaan menjadi lebih ringan. Sisi masuk pompa harus
dipasang dibawah permukaan air terendah pada saat pasang rendah untuk
mencegah terjadinya kehilangan sisi isap dan menjamin bekerjanya sistem
syphonic.
Sistem Air Pendingin Tertutup
Secara prinsip, sistem air pendingin
utama siklus tertutup menggunakan media air pendingin yang sama secara
berulang dalam sirkulasi tertutup seperti terlihat pada gambar 3 Sistem
ini membutuhkan biaya investasi yang lebih besar dibanding sistem siklus
terbuka. Hal ini karena menggunakan menara pendingin yang mahal.
Biaya operasinya juga lebih besar
karena sistemnya tidak dapat dibuat syphonic effect sehingga memerlukan
tenaga pemompaan yang lebih besar. Bahkan apbial menggunakan sistem
draft (tarikan) paksa memerlukan beberapa fan yang beroperasi terus
menerus.
Namun sistem siklus tertutup merupakan
solusi terhadap tersedianya jumlah air yang terbatas, karena air
pendingin dipakai berulang-ulang dan kehilangan air pendingin relatif
sedikit.
Gb 3. Aplikasi Sistem Air Pendingin Utama Siklus Tertutup
Sirkulasi air pendingin adalah dari bak
penampung menara pendingin (cooling tower) dipompakan ke kondensor oleh
pompa air pendingin utama (CWP) untuk mengkondensasikan uap bekas dengan
cara menyerap panas laten dari uap bekas tersebut. Akibat proses
dikondensor, temperatuir air pendingin keluar kondensor akan mengalami
kenaikkan. Karena air akan disirkulasikan kembali ke kondensor, maka air
pendingin ini harus didinginkan terlebih dahulu.
Proses pendinginan air dilaksanakan di
Menara pendingin (Cooling Tower). Didalam menara pendingin, air
pendingin didinginkan oleh udara sehingga temperaturnya kembali turun
dan siap disirkulasikan kembali kedalam kondensor. Gambar. 4 merupakan
contoh aplikasi sistem air pendingin utama siklus tertutup.
Dalam contoh aplikasi sistem air
pendingin utama siklus tertutup, fungsi sebagian besar komponennya
seperti kondensor, Auxiliary Cooling water heat Exchanger, Traveling
Screen sama seperti dalam sistem air pendingin utama siklus terbuka.
Perbedaannya hanya terletak pada menara pendingin (Cooling Tower) yang
tidak terdapat pada sistem air pendingin siklus terbuka. Sedangkan
gambar dibawah menunjukkan proses pembuangan panas yang mengakibatkan
terbawanya butir air (drift) ke udara sekitar menara pendingin.
Gambar 4 memperlihatkan aliran
pembuangan udara/gas panas (drift) dari menara pendingin ke atmosfir,
dimana sebagian tetes air ikut terbawa. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya jumlah air pendingin didalam siklus tertutup.
0 komentar:
Posting Komentar